baju wanita

Minggu, 22 Januari 2012

Wild Romance review ep. 4 plus 3

Baiklah, setelah lama mengingkari janji untuk mereview lagi Wild Romance, gw akan tepati sekarang tapi yg ep. 3 gw rekap aja ya skalian disini.
Inti terpenting di ep. 3 adalah Eun-jae mulai curiga pada Dong-soo sebagai pelaku yg meracuni minuman Moo-yeol dengan metanol (hasil lab) ketika Eun-jae melihat botol bertuliskan metanol di dalam dus milik Dong-soo sewaktu Eun-jae mengambilkan dan menaruh benda Dong-soo yg jatuh dari dus ke dus (bingung ya bacanya? jangan bingung-bingung lah, hehehe).


Lanjut ke ep. 4!

Moo-yeol, Dong-soo, Soo-yeong dan juga Eun-jae sedang berada di Jepang.
Eun-jae mulai memerhatikan gerak-gerik Dong-soo dan istrinya. Karena ia mendengar cerita novel dari temannya yg mirip dengan kejadian antara Dong-soo, istrinya dan Moo-yeol. Dalam novel diceritakan bahwa setelah berusaha meracuni rivalnya maka sang karakter utama akan meracuni kekasihnya. Dan, malam itu Eun-jae yg sedang di halaman rumah Dong-soo (bersama  Moo-yeol yg asik memainkan pemukul baseballnya) melihat Dong-soo sedang mencampurkan sesuatu ke dalam gelas yg kemudian diberikan pada istrinya. Eun-jae pun panik dan berusaha untuk membuka pintu geser halaman belakang tapi ternyata pintu tersebut macet. Eun-jae pun bergegas masuk melalui pintu lain namun tersandung dan jatuh tepat di samping dan terlambat, istri Dong-soo sudah meminum minuman yg diberikan oleh Dong-soo.

Setelah meminum habis isi gelasnya, Soo-yeong mengucapkan "Ah, ini pahit!". Soo-yeong lalu melihat Eun-jae yg jatuh di sampingnya sambil mengulurkan tangan. Soo-yeong pun menjelaskan kalo ia sedang sakit tenggorokan dan yg ia minum tadi adalah ramuan herbal. Dong-soo yg aneh melihat tingkah Eun-jae pun bertanya, "Lalu, kau kenapa..." Eun-jae yg salah tingkah pun mengatakan kalo ia ingin ke kamar mandi.

Lalu, mereka berempat berendam di kolam air panas yg hanya dibatasi dengan pembatas seperti kerai dari bambu.. Eun-jae merapat ke dinding agar dapat mendengar perbincangan Moo-yeol dengan Dong-soo dengan jelas. Ternyata mereka hanya sedang membicarakan seorang teman. Kemudian, Soo-yeong berusaha memulai obrolan dengan Eun-jae, dan obrolan itu tentang bentuk tubuh mereka. Awalnya, Soo-yeong memuji bentuk tubuh Eun-jae yg terlihat kencang dan ia bilang kalo ia mungkin harus latihan juga seperti Eun-jae agar tubuhnya lebih bagus karena akhir-akhir ini dia sudah agak berperut. Namun, Eun-jae malah berkata berperut itu perlu agar terlihat bagus ketika memakai baju. Soo-yeong membalas dengan mengatakan bahwa sepertinya berdada kecil sepertinya juga terlihat bagus ketika pakai baju, "kau pastinya terlihat bagus jika memakai T-shirt" lanjut Soo-yeong. Eun-jae tersinggung dan dimulailah perdebatan antara gadis dan ibu satu orang anak itu mengenai dada satu sama lain ><
Dan, para cowok yg mendengar perdebatan mereka pun mulai salah tingkah dan akhirnya memutuskan untuk keluar dari kolam pemandian air panas tersebut ^^

Eun-jae yg masih senewen akibat perdebatan tadi pun tidur dengan perasaan kesal yg membuatnya mendapat mimpi buruk.

Keesokan harinya Eun-jae melihat Dong-soo sedang berdiri seperti melamun di halaman belakang villa dan berusaha menyampaikan empatinya secara tersirat pada Dong-soo dengan menceritakan pengalaman pribadinya yg ditinggal oleh ibunya dan bagaimana perasaan ayahnya setelah kejadian itu. Namun, tiba-tiba Moo-yeol muncul dan bertanya "ada apa dengan ayahmu?" yg membuat Eun-jae marah dan pergi.

Sementara itu di tempat lain, tepatnya di sebuah restoran. Seorang wanita yg berpakaian aneh berjalan masuk ke dalam restoran dan menghampiri manajer Kim. Ternyata, wanita itu adalah Kim Dong-ah teman Eun-jae yg datang ke restoran buru-buru setelah manajer Kim menelepon. Ia bahkan belum cuci muka apalagi mandi dan mengganti baju tidur yg kotor.
Manajer Kim membawa surat-surat dari penggemar Moo-yeol untuk diteliti apakah salah satunya menggunakan karya sastra Lee Sang sebagai inspirasi (yg disebutkan oleh Dong-ah sebelumnya pada manajer Kim).

Kembali ke Moo-yeol, Eun-jae, Dong-soo dan Soo-yeong.
Sekarang mereka sedang mendaki gunung, Moo-yeol bertanya pada Dong-soo tentang apa yg ia bicarakan dengan Eun-jae pagi tadi. Dong-soo menjawab bahwa Eun-jae menceritakan padanya alasan Eun-jae keluar dari klub judo. Moo-yeol bertanya mengapa Eun-jae menceritakan hal itu pada Dong-soo, Dong-soo bilang mungkin Eun-jae menyadari niatnya yg ingin keluar dari baseball.

Kemudian, mereka berdiri di depan papan peta rute pendakian gunung. Soo-yeong berkata sepertinya rutenya sangat sulit untuk didaki. Moo-yeol lalu menjelaskan bahwa sisi kanan memiliki rute (medan) yg mudah tapi membutuhkan waktu yg lama, sedangkan sisi kiri memiliki rute (medan) yg sulit tapi hanya memerlukan waktu yg singkat untuk sampai ke puncak. Soo-yeong dan Dong-soo memilih untuk mendaki melalui sisi kanan, sedangkan Moo-yeol memilih sisi kiri tapi Eun-jae malah mengikuti Soo-yeong dan Dong-soo memilih sisi kanan. Moo-yeol bertanya "kau... bukankah kau adalah bodyguardku?", Eun-jae balik bertanya "memangnya bodyguard diperlukan di gunung?". Melihat pertengkaran Moo-yeol dan Eun-jae, Dong-soo memutuskan untuk ikut Moo-yeol mendaki lewat sisi kiri. Soo-yeong terlihat kecewa. Namun, Eun-jae malah melarang dan menyarankan agar mereka pergi bersama-sama saja.

Pada akhirnya Eun-jae mendaki berdua dengan Moo-yeol melalui sisi kiri. Moo-yeol bertanya kenapa Eun-jae bersikap seperti tadi, karena Dong-soo dan Soo-yeong pasti butuh waktu untuk berduaan.
Moo-yeol yg melihat Eun-jae tidak bisa duduk tenang pun bertanya curiga tentang alasan kenapa Eun-jae ikut ke Jepang bersama mereka, padahal Eun-jae sangat membenci dirinya. Moo-yeol yakin ada alasan lain yg membuat Eun-jae memaksakan diri untuk ikut ke Jepang.
Dan, kecurigaan Moo-yeol bertambah besar ketika melihat Eun-jae yg sangat senang ketika melihat Dong-soo akhirnya sampai di puncak gunung.

Eun-jae dan Moo-yeol pun jadi saling mencurigai. Eun-jae curiga Moo-yeol menyukai Soo-yeong sedangkan Moo-yeol curiga Eun-jae menyukai Dong-soo. Mereka pun saling menasihati secara tersirat ^^

Keesokan pagi, saat Dong-soo dan Soo-yeong sedang jalan-jalan keluar berdua. Moo-yeol akhirnya secara terang-terangan menasihati Eun-jae agar tidak mendekati Dong-soo yg sudah beristri karena ikatan antara Dong-soo dan Soo-yeong sangat kuat yg tidak akan mungkin orang luar bisa merusaknya. Eun-jae yg bingung dengan perkataan Moo-yeol menanyakan maksud kata-kata Moo-yeol yg diucapkan padanya, lalu Moo-yeol mengatakan kecurigaannya pada Eun-jae. Eun-jae menjadi marah dan balik mengeluarkan semua kecurigaannya pada Moo-yeol. Mendengar hal itu Moo-yeol menjadi sangat marah dan menyerang Eun-jae, mereka pun berkelahi. Moo-yeol berkata, sungguh berani Eun-jae membuat gambaran sekotor itu tentang dirinya. Untung Dong-soo dan Soo-yeong segera datang dan melerai.

Moo-yeol berteriak marah pada Dong-soo dan Soo-yeong, mengatakan ini semua adalah karena mereka berdua sehingga ia disalah pahami oleh Eun-jae. Kemudian Moo-yeol masuk ke dalam kamar, Dong-soo dan Soo-yeong pun menanyai Eun-jae. Eun-jae menjelaskan bahwa ia melihat Soo-yeong di ruang karaoke dan di Yang Pyung. Ternyata Soo-yeong ke sana untuk meneliti kegiatan suaminya yg sering ke sana, dan ternyata Dong-soo ke Yang Pyung untuk membicarakan bisnis dengan temannya.
Muncul Moo-yeol dengan membawa koper dan barang-barangnya, Eun-jae ikut mengambil koper. Di bandara Moo-yeol memesan tiket penerbangan pertama ke Korea, cuma untuk dirinya sendiri. Eun-jae yg tidak bisa berbahasa Jepang pun terbata-bata ikut memesan tiket untuk dirinya.

Setibanya di Korea, Eun-jae berusaha meminta maaf pada Moo-yeol namun Moo-yeol malah memecatnya. Moo-yeol mengatakan kalo ia melihat Eun-jae lagi maka ia akan membunuh Eun-jae.

Eun-jae dipaksa untuk meminta maaf pada Moo-yeol oleh atasannya, sedangkan Moo-yeol dinasihati oleh manajer Kim untuk tetap memiliki bodyguard karena bahaya masih mengintainya.
Moo-yeol setuju untuk memiliki bodyguard lagi tapi ia tidak mau Eun-jae, karena Eun-jae bukanlah satu-satunya bodyguard. Manajer Kim menyerah dan setuju untuk mencarikan bodyguard baru untuk Moo-yeol.

Disuatu tempat, sepertinya apartemen. Seorang wanita dengan tatoo di tulang selangkanya mendapat kiriman foto Moo-yeol yg matanya ditusuk-tusuk (pake jarum atau paku atau pulpen gitu).

Moo-yeol datang ke sebuah tempat untuk manjadi model di acara fashion show didampingi oleh bodyguard baru yg ternyata tidak lain adalah atasan Eun-jae.
Moo-yeol bertemu dengan Eun-jae di dalam lift yg ternyata sudah ditugaskan menjadi bodyguard atlit lain. Tapi, mereka tidak saling melihat.

Setelah acara fashion show, Moo-yeol dan atlit yg dikawal oleh Eun-jae menghadiri pesta di klub. Dan, wanita dengan tatoo tadi menghampiri Moo-yeol dan membisikkan sesuatu padanya. Wanita tersebut berbicara dengan seseorang di handphone dan mengatakan "tentu saja ia memakan umpan, sekitar 12?" ketika melewati Eun-jae. Eun-jae pun melihat wanita itu dengan curiga.

Setelah Eun-jae memberitahukan pada kliennya bahwa mobilnya sudah siap, Eun-jae melihat Moo-yeol jalan bersama wanita bertatoo tadi dan dikawal oleh atasannya.
Ketika kliennya sudah pergi Eun-jae mendapat pesan singkat dari atasannya yg menyuruhnya untuk menunggu dan pulang bersama.
Eun-jae pun menunggu di lobi hotel. Lalu datang seorang pria bertatoo di leher yg sedang berbicara di handphone, "kau bilang 12 kan?". Eun-jae memerhatikan pria tersebut kemudian datang atasannya mengajak pulang.
Eun-jae yg mengkhawatirkan Moo-yeol pun kembali ke hotel dan berusaha meneleponnya namun Moo-yeol mereject panggilannya.
Eun-jae berlari mendahului pria bertatoo yg mencurigakan menuju lift setelah menerima pesan singkat yg berbunyi "sekarang waktunya!" dan menekan setengah tombol lift untuk menghambat pria tersebut.

Eun-jae memohon pada resepsionis hotel agar memberitahunya ruangan Park Moo-yeol, karena ia kehilangan jejaknya dan jika ia menelepon langsung Moo-yeol ia akan dipecat. Sang petugas awalnya tidak ingin memberitahu Eun-jae, namun setelah melihat berita Eun-jae di internet yg menyatakan bahwa Eun-jae adalah bodyguard Moo-yeol, barulah ia mau memberitahukan ruangan Moo-yeol pada Eun-jae. Eun-jae naik melalui tangga darurat menuju kamar Moo-yeol yg berada di lantai 16.
Eun-jae segera mengetuk pintu kamar Moo-yeol dan menarik Moo-yeol yg hanya berbalut handuk keluar kamar. Moo-yeol protes namun ia diam ketika melihat laki-laki asing yg masuk ke kamarnya dengan sendirinya tanpa menunggu dibukakan dari dalam, karena rupanya laki-laki tersebut juga memiliki kunci kamarnya. Sayang Moo-yeol tidak menyadari kalau kalungnya tertinggal di meja rias hotel.

Laki-laki asing tersebut mencari Moo-yeol di kamar namun tidak bisa menemukannya. Ia pun menanyakan keberadaan Moo-yeol pada rekannya yg baru keluar dari kamar mandi.

Moo-yeol akhirnya lolos dari jebakan. Di dalam mobil, ketika Eun-jae sedang mengoceh tiba-tiba terdengar dering handphone. Ternyata wanita bertatoo tadi meninggalkan handphonenya di mobil Moo-yeol dan si pria sedang berusaha menelepon ke handphone untuk mengetahui apakah Moo-yeol sudah menyadari jebakan mereka atau belum. Sang wanita menemukan kalung Moo-yeol di meja rias ketika ia sedang merapikan bajunya dan tersenyum puas.

Sementara itu di mobil, Moo-yeol berusaha memecahkan password handphone si wanita namun tidak berhasil. Moo-yeol bertanya apakah ada seseorang yg ahli dalam hal seperti itu? Eun-jae pun membawa Moo-yeol menemui Kim Dong-ah, temannya yg berprofesi sebagai penulis yg juga mempelajari kode setelah ia membaca novel da vinci untuk memecahkan password handphone tersebut.
Setelah pembicaraan yg membuat Moo-yeol menyesal karena memercayai rekomendasi Eun-jae dan ketika mereka akan beranjak pergi, Dong-ah berhasil memecahkan passwordnya, yaitu 0000.

Karena ternyata di dalamnya tidak terdapat informasi penting selain foto-foto wanita tersebut dengan banyak pria dan rekaman video, Eun-jae pun menjual handphone tersebut. Dan, di rumah Moo-yeol, ia baru sadar kalau ia kehilangan kalungnya dan ketika ia menanyakan pada petugas hotel apakah ada barang yg tertinggal dan menurut petugas hotel tidak ada dan mengatakan mungkin teman Moo-yeol (Eun-jae) yg sudah mengambilkannya.
Moo-yeol segera menghubungi Eun-jae dan menanyakan handphone, namun ketika Eun-jae kembali ke toko tempat ia menjual handphone ternyata handphonenya sudah di reset sehingga semua data termasuk no telp sudah terhapus.
Moo-yeol pun semakin marah sewaktu Eun-jae memberikan uang hasil penjualan handphone untuk mengganti rugi atas hilangnya kalung itu, karena kalungnya itu memiliki arti yg sangat penting baginya dan tidak bisa dihargai dengan uang.

Dan, bersambung ^^v

Tidak ada komentar: