Fanfiction kali ini berdasarkan mimpi gw tadi malam, entah kenapa mimpi gw tuh jelas banget alur ceritanya. Yah, meskipun ada beberapa penambahan cerita tapi inti ceritanya adalah dari mimpi gw tadi malam. Khusus cast tokoh laki-laki, Jung Il woo, persis seperti dalam mimpi gw. Masih terpengaruh sama drama Flower Boy Ramyun Shop kali ya. Kalo cast tokoh wanita sih gw putusin sesuka gw. Karena, muka mereka ga gitu jelas di mimpi gw. Tapi, sebisa mungkin gw cari yg ciri-cirinya mendekati.
Jiyeon T-Ara as Kim Yun-hee
Jung Il woo as Hwang Tae-jo
Jung Yunho TVXQ as Kim Yun-ho
Gahee Afterschool as Hwang Tae-hee
Sesampainya di pintu keluar Bandar udara Internasional Incheon, Kim Yun-hee segera mencari-cari seseorang yang menjemputnya. Namun, ia tidak bisa segera menemukannya ditengah keramaian orang seperti ini. Bahkan setelah setengah jam berlalu dan keramaian orang sudah mulai berkurang, ia masih belum bisa menemukan seseorang yg ia kenal ataupun orang yang membawa kertas dengan tulisan namanya. Ya, Yun-hee baru saja tiba di Korea setelah selama tiga tahun dan menjalani tahun-tahun sekolah menengah atasnya di Jepang. Keluarganya pindah ke Osaka, Jepang tiga tahun lalu karena urusan pekerjaan orangtuanya. Sekarang, ia kembali untuk melanjutkan kuliah di Korea, kedua orangtuanya meski dengan berat hati karena Yun-hee adalah satu-satunya anak perempuan dan juga bungsu, namun mereka tetap melepaskannya karena bagaimanapun Yun-hee sudah cukup dewasa apalagi ia tidak akan tinggal sendiri di Korea, ia akan tinggal di rumah bibinya yaitu kakak dari ibunya yang ada di Seoul.
Yun-hee memutuskan untuk duduk di deretan kursi yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri sekarang sembari menunggu.
Lima belas menit kemudian, Yun-hee merasa ada seseorang yang sedang memerhatikannya. Ia menoleh dan melihat bahwa orang itu adalah laki-laki muda yang sepertinya ia kenal. Laki-laki itu melangkah ragu mendekati Yun-hee yang masih diam melihatnya.
"chogiyo, kau... Kim Yun-hee?" tanya laki-laki itu dengan nada ragu setelah berada cukup dekat dengan Yun-hee.
Yun-hee mengerjap dua kali sebelum menjawab, "O, y-ye! Choneun Kim Yun-hee imnida" jawabnya sambil mengangguk pelan. Ia masih belum yakin apakah ia mengenal laki-laki tersebut atau tidak.
Laki-laki itu kemudian tersenyum lega mendengar jawaban Yun-hee. Ia lalu duduk di kursi di sebelahnya. "kau sedikit berbeda dengan rambut panjangmu, aku hampir-hampir tidak mengenalimu, Yun-hee-ah!".
Yun-hee menelengkan kepalanya mendengar ucapan laki-laki itu, berusaha menebak. "kau...?"
Laki-laki itu menatapnya tidak percaya. "kau tidak mengenaliku?", Yun-hee menggeleng ragu dan laki-laki itu menghela napas. "ah, mengecewakan! aku Tae-jo, Hwang Tae-jo sepupumu!" laki-laki itu menunjuk dirinya.
"Ah, Hwang Tae-jo? chongmallo? tapi kau kelihatan... sangat berbeda". Tentu saja Yun-hee ingat dengan Tae-jo, sepupunya yg suka menjahilinya setiap keluarganya berkunjung ke rumah Tae-jo atau sebaliknya sewaktu mereka masih di sekolah dasar. Ibunya adalah adik bungsu dari ibu Tae-jo, ibunya memiliki satu kakak laki-laki dan dua kakak perempuan, ibu Tae-jo adalah anak kedua. Meskipun rumah keluarga mereka adalah yg paling berdekatan dibandingkan dengan saudara-saudara mereka yg lainnya, tapi mereka sudah tidak pernah bertemu lagi sejak tahun terakhirnya di sekolah dasar karena Tae-jo disekolahkan di asrama oleh orangtuanya. Seingat Yun-hee, Tae-jo dulu gemuk dan lebih pendek darinya juga berkulit gelap, tapi Tae-jo yg ada di depannya sekarang sangat berbeda. Tubuhnya tinggi ramping dan putih dan tampan.
Laki-laki itu, Hwang Tae-jo tertawa mendengar pertanyaan Yun-hee. "chongmal? aku sekarang sangat tampan ya?" mendengar itu, secara spontan Yun-hee mencibir, dan karena wajah usil Tae-jo sudah kelihatan, Yun-hee merasa yakin kalau laki-laki di hadapannya ini benar-benar Hwang Tae-jo, sepupunya.
Tae-jo membawa koper Yun-hee. "kau hanya bawa satu koper ini saja?" tanya Tae-jo ketika tahu kalau Yun-hee hanya membawa satu koper berukuran sedang.
Yun-hee mengangguk,"ne, waeyo?" Yun-hee menatap sepupunya itu, tidak mengerti dengan maksud pertanyaannya.
Tae-jo mengangkat bahu, "aku pikir kau akan membawa setidaknya tiga koper besar. Kau kan bukan sekedar liburan selama satu minggu disini".
"oh, aku tidak suka membawa banyak barang, kupikir aku akan membeli semua yg aku perlukan disini saja. Toh, aku juga sudah lama tidak belanja baju, kau mau membelikanku baju kan, Oppa?" Yun-hee mengedipkan sebelah matanya pada Tae-jo.
Tae-jo tergelak melihat tingkah Yun-hee barusan yg manja dibuat-buat.
Kemudian mereka pun tiba di tempat Tae-jo memarkirkan mobilnya, dan mobilpun meluncur mulus menuju rumah Tae-jo di distrik Seongbuk.
Ternyata sedang tidak ada seorangpun di rumah keluarga Hwang, ketika mereka tiba disana. Menurut Tae-jo, kedua orangtuanya sedang menghadiri pernikahan rekan kerja ayahnya, sedangkan kakaknya, Hwang Tae-hee yg baru saja menikah enam bulan yg lalu, sekarang tinggal bersama suaminya di distrik Gangnam.
Tae-jo menunjukkan kamar yg akan ditinggali oleh Yun-hee selama ia tinggal bersama mereka. Kamarnya berada di tingkat dua rumah Tae-jo dan berhadapan dengan kamar Tae-jo, kamar berwarna baby pink itu dulunya adalah milik Tae-hee tapi sekarang sudah tidak ada apa-apa lagi di dalamnya, hanya tersisa tempat tidur berukuran single berwarna putih bergambar taburan bunga sakura yg ditutupi dengan seprai berwarna magenta dan sebuah lemari baju yg terbuat dari kayu yg tidak begitu besar.
Satu-satunya benda yg menyatakan kalau kamar itu dulunya adalah milik Tae-hee adalah fotonya yg besarnya lebih kurang seukuran poster yg dibingkai dengan bingkai berukiran sulur klasik berwarna putih yg digantung di dinding di atas kepala tempat tidur.
Yun-hee memandang ngeri warna tema kamar itu yg sangat pink. Seingatnya, Tae-hee memang sangat girly, ia sangat menyukai warna pink dan gradasinya. Yun-hee memang tidak anti dengan warna pink, ia kadang juga menyukai benda-benda berwarna pink tapi melihat terlalu banyak pink di kamar itu membuatnya pusing.
Tae-jo menangkap raut muka Yun-hee dan tertawa, "kau boleh mengganti wallpapernya kalau kau tidak suka, Noona sudah menitipkan ijinnya untukmu padaku".
Yun-hee menoleh, "chongmal? tapi, kau tidak sedang berbohong padaku kan?" Yun-hee menyipitkan matanya dan memandang curiga pada Tae-jo.
Tae-jo terkekeh lalu mengangguk meyakinkannya. Yun-hee menghela napas lega. Ia berencana akan mengganti wallpapernya dengan warna krem dengan aksen warna oren.
Tae-jo terkekeh lalu mengangguk meyakinkannya. Yun-hee menghela napas lega. Ia berencana akan mengganti wallpapernya dengan warna krem dengan aksen warna oren.
Yun-hee baru bisa memberi salam pada paman dan bibinya saat makan malam. Mereka mengajak Yun-hee dan Tae-jo makan malam di restoran yg tidak begitu jauh dari rumah.
Mereka bertanya, apakah Yun-hee sudah memutuskan akan kuliah dimana dan mengambil jurusan apa. Yun-hee menjawab ia ingin kuliah di Universitas Korea dan akan mengambil jurusan Bisnis.
Ternyata Tae-jo sudah kuliah di Universitas Korea lebih dulu dan mengambil jurusan yg sama dengan Yun-hee. Dan, itu berarti Tae-jo akan menjadi seniornya.
Keluarga Tae-jo memang merupakan keluarga pebisnis, ayahnya memiliki usaha properti sedangkan ibunya memiliki usaha di bidang fashion.
Yun-hee sebenarnya berasal dari keluarga yg berkecimpung di dunia pendidikan, kedua orangtuanya berprofesi sebagai dosen universitas swasta di Osaka. Dan, kakaknya Kim Yun-ho adalah guru Kimia di sekolah menengah atas di Osaka sambil meneruskan pendidikannya agar bisa menjadi dosen. Tapi, Yun-hee tidak merasa memiliki bakat mengajar yg sama dengan kedua orangtuanya dan kakaknya.
Setelah makan malam, mereka pun pulang ke rumah dan langsung masuk ke kamar masing-masing. Saat Yun-hee sedang mengganti bajunya dengan piyama, tiba-tiba saja pintunya dibuka oleh seseorang. Kontan saja Yun-hee menjerit histeris, lalu terdengar suara meminta maaf dengan panik kemudian suara pintu ditutup.
Dari suaranya Yun-hee bisa mengenali kalau orang yg membuka pintunya tadi adalah Tae-jo. Setelah ia rapi berpakaian, Yun-hee membuka pintu dan melihat Tae-jo bersandar di dinding di samping pintu kamarnya.
"ada apa?" tanya Yun-hee pada Tae-jo dengan suara biasa-biasa saja, seolah-olah tidak terjadi apa-apa tadi.
Tae-jo menatapnya bingung, tapi ia juga tidak mau mengungkit peristiwa barusan. "ehem! ini, kau meninggalkan ponselmu di meja makan". Tae-jo mengulurkan tangannya dan memberikan ponsel Yun-hee.
Yun-hee menepuk keningnya, "ah, pantas saja tadi aku cari di kamar tidak ada. Gumawo!" ucapnya tulus.
Tae-jo menggeleng-gelengkan kepalanya, "untuk yg satu ini kau tidak berubah sedikitpun ya, masih tetap ceroboh. Ya, sudah tidur sana!".
Yun-hee mengerucutkan bibirnya mendengar komentar Tae-jo tentang sifat cerobohnya, tidak usah diingatkan olehnya juga dia sudah tahu kalau dirinya ceroboh. Baru saja Yun-hee akan melangkah masuk ke kamarnya, terdengar suara Tae-jo.
"dan jangan lupa kunci pintumu, pemandangan itu terlalu mengerikan buatku, putri ceroboh!" lalu terdengar suara pintu kamar Tae-jo ditutup.
Yun-hee menoleh dengan kesal, memangnya cuma dia yg bersalah dalam peristiwa tadi? Tae-jo juga kan salah karena tidak mengetuk pintu lebih dulu sebelum masuk kamar orang lain!. "Ya! Hwang Tae-jo!" teriaknya kesal. Ingin sekali rasanya ia memukul Tae-jo saat itu juga, sayangnya ia sudah keburu masuk ke kamarnya dan ia tidak berniat mengacaukan hari pertamanya di rumah bibinya ini dengan menghancurkan pintu kamar Tae-jo. Yun-hee lalu berjalan masuk ke kamarnya dengan mengentak-entakkan kaki lalu menutup pintunya sedikit lebih kencang daripada yg sebenarnya diperlukan.
Yun-hee memutuskan untuk menelepon sahabatnya agar dapat meredakan sedikit kekesalannya pada Tae-jo dan juga memberitahu kalau dia sudah di Seoul.
Suara renyah yg sudah sangat dikenalnya selama bertahun-tahun menyambut teleponnya.
"Min-jung-ah!"
Yun-hee memutuskan untuk menelepon sahabatnya agar dapat meredakan sedikit kekesalannya pada Tae-jo dan juga memberitahu kalau dia sudah di Seoul.
"Yoboseyo?"
Suara renyah yg sudah sangat dikenalnya selama bertahun-tahun menyambut teleponnya.
"Min-jung-ah!"
To be Continued...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar