Uwaaaah... bentar lagi umur gw bertambah angka, huhuhu... makin tua deh gw!
Malam tahun baru ga kemana-mana, so nulis aja deh...*kasian banget yak gw!*
Mata gw pedih nih nulis post ini karena aksi bakar membakar di luar sana yg semakin merajalela.
Gw sih tadi sore diseretajak ke Lippo karawaci sama ade gw buat beli beberapa potong J-Co... karena malam tahun baru ini ade gw juga terjebak di rumah karena ga boleh keluar untuk melakukan aksi bakar membakar sama sahabat-sahabat SMA nya, hahaha... tau ga sih alasan bokap gw apa? karena dia udah dilamar orang, kkkkk... bokap khawatir klo keluarga si cowo ga suka klo ade gw tuh nongkrong main sama sahabat-sahabat cowonya ^^
Walau uring-uringan tapi ade gw tetap dengan pasrah bilang, "mungkin ada benernya juga sih kata bapak". Good Daughter, hehehe...
Gw juga sebenernya kangen juga sama masa-masa SMA gw dan sama sahabat-sahabat SMA gw karena dulu kami juga punya acara bakar membakar kayak yg lain-lain. Tapi, sekarang gw di rumah aje... hiks!
Yah, gw emang ga gaul (klo ga dibilang kaku) jadi ga punya banyak temen... but it's ok coz d'most important is my precious family ^^
Dan, sebagaimana orang-orang kebanyakan, dalam menyongsong setiap pergantian tahun, gw juga bakal buat rencana-rencana dalam hidup gw di tahun 2012.
Salah satunya adalah usaha.
Gw yg terlahir bukan dari keluarga pengusaha dan ga punya latar belakang pendidikan bisnis, so cukup sulit bagi gw untuk memulainya ditambah semangat gw yg naik-turun (lebih sering turunnya >< ).
Gw cuma punya satu sepupu yg berhasil dalam menjalankan usahanya, selama ini juga udah cukup banyak ngeribetin dia. Dia juga udah kasih motivasi buat gw dan ade gw.
Semoga, di tahun 2012 gw bisa wujudkan harapan-harapan gw... semoga semangat gw menjadi lebih kuat. Amin!
Kalimat dari Pak Mario Teguh yg paling melekat di kepala gw adalah (lebih-kurang) "dalam rencana sukses teman kita, tidak tercantum nama kita" jadi, untuk sukses gw ga boleh bergantung pada orang lain. Fighting!
Dan, satu kalimat lagi yg gw inget tapi gw lupa dapat dari mana, kayaknya sih dari drama, hehehe... yaitu (lebih-kurang) "jalan menuju kematian itu sangat mudah, tapi untuk mempertahankan hidup itulah yg sangat sulit".
Semoga Sukses Selalu, untukku dan untukmu, kawan!
*Selamat menikmati hasil bakar membakar kalian! ^^ *
Well, gw tau gw telat banget nonton ini drama.
Sebenernya sih gw udah tau drama ini dari lama dan lumayan kepikiran buat nonton, tapi gw lagi ga mood buat nonton drama waktu drama ini keluar di Indonesia. So, setelah liat iklannya di Indosiar, gw jadi makin pengen nonton coz liat iklannya kok kayak drama misteri gitu ya.
Dan, jadilah gw nonton sekilas beberapa episode via youtube (lompat-lompat karena beberapa episode udah didelete karena hak cipta).
Truz, gw beli dvd nya deh. Setelah nonton sampai tamat ternyata ini drama ada adegan lucu juga, apalagi di episode-episode awal, dan khusus scene Ji Hyun dan Scheduler.
Tapi, setelah episode tengah menuju akhir, air mata gw banjir deh... hidung sumbet gara-gara nangis. Sumpah, perjuangan Ji Hyun buat hidup lagi tuh mengharukan banget!
Di drama ini, emosi kita kadang senang kadang sedih, dibuat secara bergantian.
Drama ini bergenre fantasy, jadi kadang ada beberapa adegan dalam drama yg ga masuk akal atau mungkin sutradara dan editor kurang teliti. Kalau kalian nonton dengan teliti pasti bisa nemuin kejanggalan yg harusnya ga ada.
Tapi, meski gitu secara keseluruhan drama ini bagus banget!
Langsung aja, jadi gini ceritanya...
Seorang gadis bernama Shin Ji-hyun yg kehidupannya seperti putri karena dia punya orangtua yg sayang banget sama dia dan juga sahabat-sahabatnya yg juga menyayanginya. Kehidupannya semakin terlihat sempurna ketika dia akan menikah dengan pria yg dia cintai, Kang Min-ho.
Tapi, sayang saat dia akan mengantarkan gaun untuk Shin In-jung, sahabatnya yg akan menjadi pendampingnya di hari pernikahannya nanti dia mengalami kecelakaan mobil yg disebabkan oleh Song Yi-kyung yg berniat bunuh diri karena depresi setelah ditinggal pacarnya yg meninggal karena kecelakaan 5 tahun yg lalu, namun Song Yi-kyung diselamatkan oleh seorang laki-laki dan pingsan, Song Yi-kyung juga tidak tau kalau perbuatannya tadi telah menyebabkan kecelakaan beruntun. Sementara itu Shin Ji-hyun mengalami koma.
Awalnya Shin Ji-hyun tidak menyadari kalau dia adalah arwah. Tapi, setelah melihat dirinya yg berlumuran darah di dalam mobil dan keluarganya yg berjalan menembusnya, barulah dia sadar kalau dia bukan lagi dalam bentuk manusia.
Shin Ji-hyun lalu bertemu dengan Scheduler (pengatur jadwal kematian manusia) di rumah sakit. Sang Scheduler sedang menjemput seorang pria yg terlambat meninggal dan mengantarkannya ke alam baka menggunakan lift ghaib.
Shin Ji-hyun memerhatikan ketika pria itu masuk ke dalam lift dan menghilang.
Shin Ji-hyun bertanya apakah Scheduler seorang malaikat maut, Scheduler tersinggung, dia berkata "Ah, sungguh kuno! Memangnya kau pikir ini tahun berapa sehingga kau masih menggunakan istilah itu? Aku ini adalah Scheduler (penjadwal)... (plus penjelasan tambahan tentang tugas scheduler)", tapi Ji-hyun ngotot kalo itu berarti sama dengan malaikat maut, scheduler kesal lalu meneriaki Ji-hyun "aku adalah SCHE...DU...LER!!!" *Note: tapi kenapa indosiar masih mengartikan scheduler sebagai malaikat maut ya? Hati-hati penerjemah, nanti diteriakin loh sama scheduler seperti Ji-hyun, kakakaka... ^^v *. Shin Ji-hyun balik teriak, apapun dia, malaikat maut ataupun Scheduler, tapi itu tetap berarti bahwa dirinya sudah meninggal.
Scheduler berkata dengan nada kesal, kalau Shin Ji-hyun belum waktunya meninggal hari itu, semua ini terjadi karena ada seseorang yg mau bunuh diri dan mengacaukan pekerjaannya. Scheduler mengomel, "kenapa sih mereka tidak mau menuruti jadwal yg sudah ditentukan?".
Lalu, Scheduler memberi waktu 49 hari bagi Shin Ji-hyun untuk mengumpulkan air mata (ke dalam kalung) dari tiga orang yg mencintainya dengan tulus agar dia bisa kembali hidup. Namun, keluarga (ayah, ibu dan saudara kandung) tidak termasuk dalam hitungan.
Shin Ji-hyun diijinkan untuk menggunakan tubuh manusia untuk menjalankan misinya itu, namun hanya saat manusia itu tidur. Shin Ji-hyun diputuskan untuk menggunakan tubuh Song Yi-kyung yg hanya berkegiatan di malam hari.
Tapi, kehidupan Song Yi-kyung yg berbanding terbalik dengan kehidupan Shin Ji-hyun yg seperti putri agak membuat Shin Ji-hyun kesulitan beradaptasi pada awalnya. Namun, lama kelamaan ia pun menjadi terbiasa.
Dan, dimulailah hari-hari Shin Ji-hyun selama 49 hari dalam upaya mengumpulkan air mata dari tiga orang yg mencintainya dengan tulus.
Mulanya, Shin Ji-hyun berpikir dia akan mudah saja mendapatkan air mata itu, namun ternyata tidaklah semudah yg ia bayangkan karena dalam keadaannya yg sekarang (kadang manusia kadang arwah) ia bisa mengetahui semua kenyataan yg dulu tidak ia ketahui dan membuat misinya menjadi sulit.
Beberapa episode kedepan, akhirnya diketahui bahwa Scheduler dulunya adalah manusia tepatnya adalah Song Yi-soo yaitu pacar Song Yi-kyung yg meninggal dalam kecelakaan 5 tahun yg lalu. Tapi, ingatan sang Scheduler sudah dihapus sehingga waktu dia bertemu dengan Song Yi-kyung, dia tidak dapat mengingat apapun tentang hubungan diantara mereka.
>> scene Song Yi-kyung dan Song Yi-soo adalah scene yg paling bikin gw sedih...hiks! :'( <<
Sementara itu, Shin Ji-hyun menemukan kenyataan bahwa Han Kang, teman sekolahnya dulu yg sewaktu dia hidup seperti membencinya ternyata menyimpan perasaan cinta padanya. Walau awalnya Ji-hyun berpikir Han Kang menyukai Yi-kyung, namun ternyata alasan Han Kang perhatian pada Yi-kyung adalah karena Han Kang melihat Ji-hyun dalam diri Yi-kyung.
Dan, kenyataan pahit bahwa antara tunangannya, Kang Min-ho dan sahabatnya, Shin In-jung, memiliki hubungan yg spesial, mereka bahkan sudah berhubungan 3 tahun sebelum Min-ho bertemu (atau tepatnya dipertemukan) dengan Ji-hyun. Selain itu mereka juga ternyata berkomplot untuk membuat bangkrut perusahaan keluarga Ji-hyun demi keuntungan mereka sendiri.
Di pertengahan drama, akhirnya Song Yi-kyung menyadari bahwa ada sesuatu yg aneh terjadi pada dirinya, akhirnya dia memeriksakan diri ke psikiater (yg menyelamatkan Yi-kyung waktu dia ingin bunuh diri dan yg setiap hari membeli rokok saat Yi-kyung bekerja menjaga mini market) dan saat sedang dihipnotis Yi-kyung dapat melihat sosok Ji-hyun, serta orang-orang yg ditemui Ji-hyun. Setelah itu, Yi-kyung mulai bisa mendengar suara Ji-hyun dan lama kelamaan diapun akhirnya dapat melihat Ji-hyun. Di penghujung drama akhirnya diketahui bahwa Song Yi-kyung adalah kakak kandung Shin Ji-hyung yg hilang sewaktu kecil dan akhirnya dibesarkan di panti asuhan bersama dengan Song Yi-soo.
Maaf ya kalau Spoilernya kebanyakan, tapi gw ga akan bocorin endingnya deh >,<
So, berhasilkah usaha Shin Ji-hyun dalam mengumpulkan air mata dari tiga orang yg mencintainya dengan tulus? Siapa saja mereka? Dan, bagaimana kisah antara Song Yi-kyung dengan Scheduler (Song Yi-soo)? Ada apa diantara Song Yi-kyung dan Song Yi-soo sehingga membuat Yi-kyung menjalani hari-hari selama 5 tahun seperti mayat hidup dan selalu mencoba bunuh diri? Apakah pada akhirnya Scheduler bisa mengingat kehidupan manusianya sebagai Song Yi-soo?
Silahkan tonton sendiri ya cerita lengkapnya ^^
Pesan yg bisa diambil dari drama ini adalah perbuatan bunuh diri itu bisa menyebabkan penderitaan bagi orang lain yg tidak bersalah dan lagipula ga usah repot-repot bunuh diri karena toh setiap manusia udah punya jadwal kematiannya sendiri, juga bagi yg ditinggalkan oleh orang yg dikasihi seharusnya tetap menjalani hidupnya dengan normal karena jika orang yg sudah meninggal tersebut melihatmu menyiksa diri sendiri setelah kepergiannya maka dia akan sedih.
Juga, betapa susahnya manusia untuk mencintai manusia lain dengan tulus 100% tanpa pamrih. Orang yg terlihat sangat menyintai kita ternyata justru sebaliknya, sedangkan orang yg sepertinya membenci atau tidak begitu suka dengan kita justru adalah orang yg menyintai kita dengan tulus.
Setelah nonton drama ini, gw jadi mengevaluasi diri gw sendiri... selama ini pernahkah gw mencintai orang lain, sahabat misalnya, dengan tanpa pamrih atau tulus 100%? dan, apakah gw udah menyia-nyiakan hidup gw yg selama 24 tahun ini?
Ini drama pertama yg kena banget ke gw dan berhasil membuat gw mengevaluasi diri karena drama ini mengangkat hubungan manusia selain keluarga (karena keluarga tulus menyintai keluarganya 100%), teman, sahabat dan kekasih.
Drama ini recommended banget buat ditonton!
Tambahan:
Jung Il-woo disini karakternya mirip-mirip dengan karakter Cha Chi-soo di flower boy ramyun shop, bukan cuma karakter tapi juga gaya rambutnya. Jadi, waktu nonton ini gw kayak lagi liat Cha Chi-soo salah masuk "kamar", hehehe... (duluan drama ini sih, mungkin itu sebab dia dipilih memerankan Cha Chi-soo).
Liat foto-fotonya Cha Chi-soo di posting gw yg sebelumnya dan samakan dengan foto dia ini di 49 days.
Tapi, gw tetep lebih suka Il-woo di 49 days sih.
Buat yg belum tau, Il-woo juga main di Return of Iljimae aka penerusnya Lee Jun-ki ^^
Cha Chi Soo
Pemeran Song Yi-kyung adalah Lee Yo-won, si Queen Seon-duk.
Pemeran Shin Ji Hyun adalah Nam Gyu Ri, member grup SeeYa (disbanned) dan juga pemeran Kang Yi Na di Death Bell: Bloody Midterm.
Kang Yi-na
Liat mv ini tuh jadi sedih, karena ini adalah mv/album terakhir SeeYa. Sayang banget SeeYa di disbanned padahal kualitas suara mereka tuh bagus banget!
Pemeran Kim Min-ho adalah Bae Soo-bin. Ingat Cha Chun-soo? itu loh sahabat kakaknya Dong Yi.
Lalu, pernah nonton drama One mom and three dads? Ya, pemeran Han Kang adalah Jo Hyun-jae yg menjadi Han Soo-hyun, si cowo eksmud yg pelit ^^
Fanfiction kali ini berdasarkan mimpi gw tadi malam, entah kenapa mimpi gw tuh jelas banget alur ceritanya. Yah, meskipun ada beberapa penambahan cerita tapi inti ceritanya adalah dari mimpi gw tadi malam. Khusus cast tokoh laki-laki, Jung Il woo, persis seperti dalam mimpi gw. Masih terpengaruh sama drama Flower Boy Ramyun Shop kali ya. Kalo cast tokoh wanita sih gw putusin sesuka gw. Karena, muka mereka ga gitu jelas di mimpi gw. Tapi, sebisa mungkin gw cari yg ciri-cirinya mendekati.
Main Cast:
Jiyeon T-Ara asKim Yun-hee
Jung Il woo asHwang Tae-jo
Jung Yunho TVXQ asKim Yun-ho
Gahee Afterschool asHwang Tae-hee
Eunjung T-ara asSun Min-jung
Part 1
Sesampainya di pintu keluar Bandar udara Internasional Incheon, Kim Yun-hee segera mencari-cari seseorang yang menjemputnya. Namun, ia tidak bisa segera menemukannya ditengah keramaian orang seperti ini. Bahkan setelah setengah jam berlalu dan keramaian orang sudah mulai berkurang, ia masih belum bisa menemukan seseorang yg ia kenal ataupun orang yang membawa kertas dengan tulisan namanya. Ya, Yun-hee baru saja tiba di Korea setelah selama tiga tahun dan menjalani tahun-tahun sekolah menengah atasnya di Jepang. Keluarganya pindah ke Osaka, Jepang tiga tahun lalu karena urusan pekerjaan orangtuanya. Sekarang, ia kembali untuk melanjutkan kuliah di Korea, kedua orangtuanya meski dengan berat hati karena Yun-hee adalah satu-satunya anak perempuan dan juga bungsu, namun mereka tetap melepaskannya karena bagaimanapun Yun-hee sudah cukup dewasa apalagi ia tidak akan tinggal sendiri di Korea, ia akan tinggal di rumah bibinya yaitu kakak dari ibunya yang ada di Seoul.
Yun-hee memutuskan untuk duduk di deretan kursi yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri sekarang sembari menunggu.
Lima belas menit kemudian, Yun-hee merasa ada seseorang yang sedang memerhatikannya. Ia menoleh dan melihat bahwa orang itu adalah laki-laki muda yang sepertinya ia kenal. Laki-laki itu melangkah ragu mendekati Yun-hee yang masih diam melihatnya.
"chogiyo, kau... Kim Yun-hee?" tanya laki-laki itu dengan nada ragu setelah berada cukup dekat dengan Yun-hee.
Yun-hee mengerjap dua kali sebelum menjawab, "O, y-ye! Choneun Kim Yun-hee imnida" jawabnya sambil mengangguk pelan. Ia masih belum yakin apakah ia mengenal laki-laki tersebut atau tidak.
Laki-laki itu kemudian tersenyum lega mendengar jawaban Yun-hee. Ia lalu duduk di kursi di sebelahnya. "kau sedikit berbeda dengan rambut panjangmu, aku hampir-hampir tidak mengenalimu, Yun-hee-ah!".
Yun-hee menelengkan kepalanya mendengar ucapan laki-laki itu, berusaha menebak. "kau...?"
Laki-laki itu menatapnya tidak percaya. "kau tidak mengenaliku?", Yun-hee menggeleng ragu dan laki-laki itu menghela napas. "ah, mengecewakan! aku Tae-jo, Hwang Tae-jo sepupumu!" laki-laki itu menunjuk dirinya.
"Ah, Hwang Tae-jo? chongmallo? tapi kau kelihatan... sangat berbeda". Tentu saja Yun-hee ingat dengan Tae-jo, sepupunya yg suka menjahilinya setiap keluarganya berkunjung ke rumah Tae-jo atau sebaliknya sewaktu mereka masih di sekolah dasar. Ibunya adalah adik bungsu dari ibu Tae-jo, ibunya memiliki satu kakak laki-laki dan dua kakak perempuan, ibu Tae-jo adalah anak kedua. Meskipun rumah keluarga mereka adalah yg paling berdekatan dibandingkan dengan saudara-saudara mereka yg lainnya, tapi mereka sudah tidak pernah bertemu lagi sejak tahun terakhirnya di sekolah dasar karena Tae-jo disekolahkan di asrama oleh orangtuanya. Seingat Yun-hee, Tae-jo dulu gemuk dan lebih pendek darinya juga berkulit gelap, tapi Tae-jo yg ada di depannya sekarang sangat berbeda. Tubuhnya tinggi ramping dan putih dan tampan.
Laki-laki itu, Hwang Tae-jo tertawa mendengar pertanyaan Yun-hee. "chongmal? aku sekarang sangat tampan ya?" mendengar itu, secara spontan Yun-hee mencibir, dan karena wajah usil Tae-jo sudah kelihatan, Yun-hee merasa yakin kalau laki-laki di hadapannya ini benar-benar Hwang Tae-jo, sepupunya.
Tae-jo membawa koper Yun-hee. "kau hanya bawa satu koper ini saja?" tanya Tae-jo ketika tahu kalau Yun-hee hanya membawa satu koper berukuran sedang.
Yun-hee mengangguk,"ne, waeyo?" Yun-hee menatap sepupunya itu, tidak mengerti dengan maksud pertanyaannya.
Tae-jo mengangkat bahu, "aku pikir kau akan membawa setidaknya tiga koper besar. Kau kan bukan sekedar liburan selama satu minggu disini".
"oh, aku tidak suka membawa banyak barang, kupikir aku akan membeli semua yg aku perlukan disini saja. Toh, aku juga sudah lama tidak belanja baju, kau mau membelikanku baju kan, Oppa?" Yun-hee mengedipkan sebelah matanya pada Tae-jo.
Tae-jo tergelak melihat tingkah Yun-hee barusan yg manja dibuat-buat.
Kemudian mereka pun tiba di tempat Tae-jo memarkirkan mobilnya, dan mobilpun meluncur mulus menuju rumah Tae-jo di distrik Seongbuk.
Ternyata sedang tidak ada seorangpun di rumah keluarga Hwang, ketika mereka tiba disana. Menurut Tae-jo, kedua orangtuanya sedang menghadiri pernikahan rekan kerja ayahnya, sedangkan kakaknya, Hwang Tae-hee yg baru saja menikah enam bulan yg lalu, sekarang tinggal bersama suaminya di distrik Gangnam.
Tae-jo menunjukkan kamar yg akan ditinggali oleh Yun-hee selama ia tinggal bersama mereka. Kamarnya berada di tingkat dua rumah Tae-jo dan berhadapan dengan kamar Tae-jo, kamar berwarna baby pink itu dulunya adalah milik Tae-hee tapi sekarang sudah tidak ada apa-apa lagi di dalamnya, hanya tersisa tempat tidur berukuran single berwarna putih bergambar taburan bunga sakura yg ditutupi dengan seprai berwarna magenta dan sebuah lemari baju yg terbuat dari kayu yg tidak begitu besar.
Satu-satunya benda yg menyatakan kalau kamar itu dulunya adalah milik Tae-hee adalah fotonya yg besarnya lebih kurang seukuran poster yg dibingkai dengan bingkai berukiran sulur klasik berwarna putih yg digantung di dinding di atas kepala tempat tidur.
Yun-hee memandang ngeri warna tema kamar itu yg sangat pink. Seingatnya, Tae-hee memang sangat girly, ia sangat menyukai warna pink dan gradasinya. Yun-hee memang tidak anti dengan warna pink, ia kadang juga menyukai benda-benda berwarna pink tapi melihat terlalu banyak pink di kamar itu membuatnya pusing.
Tae-jo menangkap raut muka Yun-hee dan tertawa, "kau boleh mengganti wallpapernya kalau kau tidak suka, Noona sudah menitipkan ijinnya untukmu padaku".
Yun-hee menoleh, "chongmal? tapi, kau tidak sedang berbohong padaku kan?" Yun-hee menyipitkan matanya dan memandang curiga pada Tae-jo.
Tae-jo terkekeh lalu mengangguk meyakinkannya. Yun-hee menghela napas lega. Ia berencana akan mengganti wallpapernya dengan warna krem dengan aksen warna oren.
Yun-hee baru bisa memberi salam pada paman dan bibinya saat makan malam. Mereka mengajak Yun-hee dan Tae-jo makan malam di restoran yg tidak begitu jauh dari rumah.
Mereka bertanya, apakah Yun-hee sudah memutuskan akan kuliah dimana dan mengambil jurusan apa. Yun-hee menjawab ia ingin kuliah di Universitas Korea dan akan mengambil jurusan Bisnis.
Ternyata Tae-jo sudah kuliah di Universitas Korea lebih dulu dan mengambil jurusan yg sama dengan Yun-hee. Dan, itu berarti Tae-jo akan menjadi seniornya.
Keluarga Tae-jo memang merupakan keluarga pebisnis, ayahnya memiliki usaha properti sedangkan ibunya memiliki usaha di bidang fashion.
Yun-hee sebenarnya berasal dari keluarga yg berkecimpung di dunia pendidikan, kedua orangtuanya berprofesi sebagai dosen universitas swasta di Osaka. Dan, kakaknya Kim Yun-ho adalah guru Kimia di sekolah menengah atas di Osaka sambil meneruskan pendidikannya agar bisa menjadi dosen. Tapi, Yun-hee tidak merasa memiliki bakat mengajar yg sama dengan kedua orangtuanya dan kakaknya.
Setelah makan malam, mereka pun pulang ke rumah dan langsung masuk ke kamar masing-masing. Saat Yun-hee sedang mengganti bajunya dengan piyama, tiba-tiba saja pintunya dibuka oleh seseorang. Kontan saja Yun-hee menjerit histeris, lalu terdengar suara meminta maaf dengan panik kemudian suara pintu ditutup.
Dari suaranya Yun-hee bisa mengenali kalau orang yg membuka pintunya tadi adalah Tae-jo. Setelah ia rapi berpakaian, Yun-hee membuka pintu dan melihat Tae-jo bersandar di dinding di samping pintu kamarnya.
"ada apa?" tanya Yun-hee pada Tae-jo dengan suara biasa-biasa saja, seolah-olah tidak terjadi apa-apa tadi.
Tae-jo menatapnya bingung, tapi ia juga tidak mau mengungkit peristiwa barusan. "ehem! ini, kau meninggalkan ponselmu di meja makan". Tae-jo mengulurkan tangannya dan memberikan ponsel Yun-hee.
Yun-hee menepuk keningnya, "ah, pantas saja tadi aku cari di kamar tidak ada. Gumawo!" ucapnya tulus.
Tae-jo menggeleng-gelengkan kepalanya, "untuk yg satu ini kau tidak berubah sedikitpun ya, masih tetap ceroboh. Ya, sudah tidur sana!".
Yun-hee mengerucutkan bibirnya mendengar komentar Tae-jo tentang sifat cerobohnya, tidak usah diingatkan olehnya juga dia sudah tahu kalau dirinya ceroboh. Baru saja Yun-hee akan melangkah masuk ke kamarnya, terdengar suara Tae-jo.
"dan jangan lupa kunci pintumu, pemandangan itu terlalu mengerikan buatku, putri ceroboh!" lalu terdengar suara pintu kamar Tae-jo ditutup.
Yun-hee menoleh dengan kesal, memangnya cuma dia yg bersalah dalam peristiwa tadi? Tae-jo juga kan salah karena tidak mengetuk pintu lebih dulu sebelum masuk kamar orang lain!. "Ya! Hwang Tae-jo!" teriaknya kesal. Ingin sekali rasanya ia memukul Tae-jo saat itu juga, sayangnya ia sudah keburu masuk ke kamarnya dan ia tidak berniat mengacaukan hari pertamanya di rumah bibinya ini dengan menghancurkan pintu kamar Tae-jo. Yun-hee lalu berjalan masuk ke kamarnya dengan mengentak-entakkan kaki lalu menutup pintunya sedikit lebih kencang daripada yg sebenarnya diperlukan.
Yun-hee memutuskan untuk menelepon sahabatnya agar dapat meredakan sedikit kekesalannya pada Tae-jo dan juga memberitahu kalau dia sudah di Seoul.
"Yoboseyo?"
Suara renyah yg sudah sangat dikenalnya selama bertahun-tahun menyambut teleponnya.
Ya, ya... klo kalian pernah nonton film AADC (ada apa dengan cinta) pasti familiar banget sama kalimat itu. Tapi, gw sebenernya bukan mau bahas film AADC ataupun para pemerannya yg oke-oke punya itu (baca: Nicholas saputra dan Dian sastrowardoyo).
Tapi gw rasa kalimat itu cukup sesuai buat judul postingan gw kali ini.
Well, friends... kita seringkali menganggap remeh sesuatu saat kita masih menjadi pemiliknya... tapi ketika sesuatu itu sudah bukan milik kita lagi atau lain kata pindah pemilik, maka baru deh kita sadar betapa berharganya sesuatu itu buat kita atau betapa kita sangat membutuhkannya.
Sama halnya dengan kekasih atau bahasa anak mudanya, pacar atau sekarang lebih tenar dengan panggilan "ayang" (jangan sampe ketuker sama "ayan" loh!).
Sewaktu dia masih setia dan menerima diri lu apa adanya, bahkan saat lu udah melakukan kesalahan terfatal dalam hubungan kalian yaitu selingkuh, dia masih juga mau menerima lu balik, lu tetap aja kurang menghargainya.
Menganggapnya akan selalu setia sama lu, kalopun putus nanti juga bisa nyambung lagi.
Tapi, begitu dia udah bener-bener nyerah sama sifat lu yg ga kunjung berubah dan akhirnya memutuskan untuk ga nyambung lagi sama lu dan lebih parah, dia udah nemuin seseorang yg bisa menghargainya lebih daripada lu dulu, menganggapnya benar-benar sesuatu yg berharga baginya. Baru deh lu kelabakan... memohon... menghiba... bahkan meneror.
Friends, udah telat!
Madingnya udah siap terbit! alias dia udah pindah hati... perasaannya udah mati buat lu. (nyambung ga sih perumpaannya? ah, cuek ajalah!)
Kemana aja lu kemarin-kemarin!?
Sewaktu dia masih mau memberikan kesempatan kedua, ketiga, keempat, bahkan mungkin kesepuluh buat lu?
Klo lu sekarang bilang, "gw udah berubah kok, gw bukan orang yg dulu lagi, gw ga akan menyia-nyiakan lu kayak dulu lagi." Yah, kayak gw bilang tadi, udah telat!
Karena, sayangnya matanya yg dulu buta (atau sengaja dibutakan demi lu), sekarang udah melek, udah bisa melihat dengan benar dan jelas lagi. Bahkan dia udah bisa melihat dari sudut pandang yg berbeda saat melihat lu.
Dan, sayangnya juga... dia bukanlah pribadi yg sama kayak lu. Dia sangat menghargai perasaan pasangannya. Dan, sekarang pasangannya bukan lu tapi udah "dia".
Klo lu emang bener-bener udah berubah menjadi lebih baik, lu bisa kok buktiin itu tapi bukan sama dia lagi, tapi sama pasangan lu dikemudian hari nanti.
Belajarlah dari pengalaman. Jangan ulangi kesalahan yg sama lagi, karena keledai aja ga akan jatuh ke lubang yg sama untuk kedua kalinya (masa lu mau dibilang lebih bodoh dari keledai?).
Jangan tersinggung ya, Mas/Mbak/Kakak/Ade
Gw cuma sharing perasaan aja kok... karena beberapa kali mengetahui ada kejadian seperti ini.
Uwaah, akhirnya hari ini datang juga. Hari dimana akhirnya ijasah gw keluar dari sangkar emasnya, hahaha. Yatta! (goyang pinggul ala Jin Akanishi).
Secara udah setahun lebih gw abaikan aja, dia udah bete banget kali ya di sangkar emas ^^
Iya, gw udah lulus setahun yg lalu, tepatnya bulan Maret 2010. Tapiiiiiii, karena kendala revisi jadilah ijasah gw mengendap di kampus emas tercinta.
Yah, perjalanan skripsi gw emang penuh liku dan aral melintang *lebay.com*
Skripsi pertama gw yg penelitian eksperimen murni gagal dilaksanakan karena tidak mendapat ijin di lapangan. Dan, yg bikin gw kesel adalah kedua pihak yg gw mintai ijinnya tidak memberi tahu apakah proposal skripsi gw diterima atau ditolak. Mereka cuma mendiamkan gitu aja. Haduh, please deh ya bapak/ibu/mbak/mas/tante/om gw tuh ga bisa baca pikiran lu, apa mau lu? diterima atau ditolak proposal gw? Hhhh...
Gw nunggu keputusan dari kedua pihak itu selama berbulan-bulan, hampir enam bulan kayaknya. Gw tuh berpositif thinking klo mungkiiiin mereka butuh waktu untuk memutuskan, apalagi kerjaan mereka kan bukan cuma ngurusin proposal gw doang.
Dan, yg nambah-nambah adalah pembimbing pertama gw yg kekeuh banget supaya gw menjalankan proposal itu. Padahal gw udah menyatakan kepesimisan gw sama beliau dan minta ganti judul yg bukan eksperimen murni karena kayaknya agak sulit buat gw yg masih mahasiswa S1, tapi beliau tetep aja ga mau ganti, beliau bilang klo gw tetep jalanin proposal itu minimal nilai B udah di tangan dan klo gw bisa mempertahankan di depan dewan sidang maka gw bakal dapet nilai A.
Pasrah.
Enam bulan kemudian, sebulan lagi wisuda dan dua minggu lagi sidang, gw masih ribet cari-cari judul lain buat skripsi gw di perpus kampus, gw pikir klo gw terus ngikutin apa maunya pembimbing gw ini gw bakalan ga lulus-lulus.
Sewaktu gw jalan ke belakang kampus mau fotokopi beberapa jurnal, gw berpapasan sama Dekan gw, Pak Idrus Jus'at Ph. D (pernah dengar?) seperti kebiasaan gw cium tangan dong sama beliau, dan ga gw sangka-sangka Pak Idrus menanyakan perihal skripsi gw. Dan, gw jawab sejujur-jujurnya. Beliau kaget dan langsung menyuruh gw ikut ke ruangannya. Di ruangannya, gw dikasih materi untuk skripsi dan pembimbing 1 gw otomatis berganti dengan Pak Idrus. Jadilah, gw menyusun proposal secara kilat, hari itu dikasih materi yg tebal-tebal (bahasa Inggris semua pula) dan Pak Idrus sudah minta proposal sudah jadi 3 hari kemudian. Tapi gw baru mengumpulkan setelah 4 hari kemudian, karena Pak Idrus ada meeting di Bogor.
Dan, dimulailah hari-hari nyaris tanpa tidur gw. Gw bahkan tidur di depan laptop cukup dengan menelungkupkan kepala dan tidur selama 10 menit atau 20 menit paling lama, begitu terus setiap hari.
Gw bahkan ga tidur sama sekali waktu malam hari-H sidang skripsi, karena masih ada yg harus dibenerin.
Proposal selesai, Pak Idrus meminta Bab 4 dalam 3 hari kemudian. Selalu dalam rentang 3 hari. Tapi, menyusun Bab 4 yg merupakan pengolahan data tidak cukup cuma 3 hari, karena beberapa kali Pak Idrus salah memberikan instruksi, akibatnya gw harus mengolah ulang data-data yg berjumlah ribuan itu. Bahkan, gw sampai melibatkan adik gw dan mama. Adik gw bantu mengolah 600 data di laptop dan gw 600 data lainnya di komputer. Dan, mama menyuapi kami makan dan minum karena kami benar-benar sulit untuk beranjak dari posisi kami.
Gw rasa butuh sekitar 6-7 hari untuk mengerjakan Bab 4 dengan benar. Sisa 2 harinya adalah untuk menyusun Bab 5 dan 6 dan 1 hari lagi untuk konsul kilat dengan pembimbing kedua. Lucky Me, karena pembimbing kedua gw sangat baik.
Dan, setelah hari-hari melelahkan itu akhirnya gw dinyatakan lulus saat sidang dan mendapat nilai A. Ya, nilai A, tanpa perlu melakukan eksperimen murni. skripsi gw yg kedua ini adalah mengolah data sekunder berdasarkan penelitian RISKESDAS 2007. Gw ga perlu mengeluarkan dana untuk souvenir buat responden, bahkan ga perlu keluar rumah.
Friends, jangan berpikir terlalu keras untuk mendapatkan nilai A. It's so simple!
Yg terpenting adalah kalian memahami betul isi skripsi kalian dan bisa menjawab dengan baik dan meyakinkan saat penguji mengajukan pertanyaan.
Hal itu membuktikan klo kalian benar-benar mengerjakan skripsi kalian dengan usaha kalian sendiri, dalam artian kalian ga nyuruh rental ataupun bayar jasa orang atau yg lebih parah adalah plagiat skripsi orang lain.
Kemudian, muncul masalah lagi saat gw akan merevisi. Data gw ga mau diolah, padahal sebelumnya oke-oke aja. Gw ga ngerti, bener-bener ga ngerti, temen-temen gw juga ga ngerti. Gw bahkan sampe beli bermacam tipe SPSS, mulai dari 15, 16 dan 17 tapi tetep ga bisa. Gw juga bahkan menginstal program SPSS di rental, tetep juga ga bisa. Mumed deh!
Pada akhirnya gw mendapat panggilan kerja dan gw pun memutuskan untuk kerja dulu, kebetulan tempat gw kerja ga masalah hanya menerima transkip nilai aja.
Dan, baru bulan oktober kemarinlah gw mulai revisi lagi. Akhirnya sekarang Ijasah gw udah di tangan, Yay!
Rasanya tuh... rasanya... ya, biasa aja sih sebenernya, hehehe...
Tapi bener-bener legaaaa... setidaknya Pak Idrus bisa berhenti dateng ke mimpi gw buat mengingatkan revisi, hehehe...
Gw sih sebenernya agak kecewa karena proposal gw yg pertama gagal, karena gw tuh suka banget sama dietetik... dan perjuangan gw udah cukup total, sampe ke perpus IPB di Bogor naik kereta dan bahkan sampe nyebrang rel kereta waktu gw dan eef di oper ke kereta lain, serem banget deh waktu nyebrang rel, takut tiba-tiba ada kereta dateng dan pake manjat-manjat tembok buat naik ke peron. Untung dulu gw sering manjat pohon jadi ga canggung lagi, hehehe... belum lagi ke kawasan industri di Depok bareng Jey buat masukin proposal ke pihak pertama, trus ke RS sebagai pihak kedua sama adik gw, Dwi.
Gw sangat berterima kasih sama mereka yg udah bantuin gw selama membuat proposal skripsi gw yg pertama dan seluruh keluarga gw untuk skripsi gw. Tanpa dukungan mereka gw pasti udah down.
Tapi, gw juga bener-bener merasa sangaaaaat berterima kasih sama Pak Idrus karena klo gw ga "ketangkep" sama beliau, mungkin gw bahkan belum lulus sampe sekarang. Pak Idrus emang bapak bagi anak-anak gizi, sejak beliau masih menjabat Kaprodi (ketua jurusan). Sikap Pak Idrus yg sangat ke-bapakan bagi kami, anak-anak gizi sangatlah mengena di hati, membuat kami merasa tetap bersama bapak kami meski sedang di kampus. Gw merasa sangat beruntung menjadi bagian dari keluarga gizi Esa Unggul ^^
Dan, ini adalah hasil gw waktu nunggu Pak Idrus kemarin saat mau minta tanda tangan buat formulir pengambilan skripsi ^^
Muka bete
Ruangan Pak Idrus yg depannya ada galon
(agak blur ya? kayaknya tangan gw shaking deh waktu motret)
Uwaah, lama banget ya gw ngepost review Flower Boy Ramyun Shop episode 12 dan selanjutnya? *kayak ada yg nungguin aja? Yah, anggap aja ada yg nungguin lah, hahaha...maksa mode on!*
Sebelum mulai mereview, gw mau berbagi kesenangan dulu ah!
Kalian tau ga? klo hari ini tuh, tgl 20 Des 2011 adalah penayangan episode 16 yaitu episode terakhir Flower Boy Ramyun Shop di Korea! Yay! Yang berarti sebentar lagi dvd-nya bakal keluar, asiiik!
Oke, sekarang kita lanjut ke review...
Udah baca review gw sebelumnya? yg episode 10?
Baiklah, anggap aja kalian udah baca ya (biar cepet) ^^
Kan di ending episode 10 tuh, Chi Soo masuk ke ruang bioskop tempat Eun Bi lagi nonton sama Kang Hyuk (tapi kebetulan banget Kang Hyuk lagi keluar buat beli jepitan rambut yg sebelumnya diliat-liat sama Eun Bi) dan menarik paksa Eun Bi keluar dari ruang bioskop, dan setelah mereka sampai di depan gedung bioskop atau mall (gw ga tau), Chi Soo mencium Eun Bi. Setelah itu, Chi Soo membawa Eun Bi naik motor ke tepi sungai Han.
Dan, ternyata Kang Hyuk menyaksikan adegan mulai dari mereka berciuman sampe mereka pergi naik motor dari jauh tanpa mereka (Chi Soo dan Eun Bi) sadari.
Tapi, Chi Soo bener-bener payah dalam mengungkapkan cinta (atau emang karena saking cintanya sama diri sendiri?), bukannya membuat Eun Bi jatuh cinta sama dia tapi malah bikin Eun Bi marah dengan pernyataan cintanya.
Eun Bi pergi kembali ke gedung bioskop (atau mall?) dan mendapati Kang Hyuk sedang berbaring menunggunya (jangan tanya dia berbaring dimana? nanti tonton aja sendiri ya).
Ketika Eun Bi dan Kang Hyuk sampai di depan toko (sekaligus rumah mereka) tak lama kemudian Chi Soo juga tiba dan mengatakan kalo dia tidak akan melepaskan Eun Bi untuk Kang Hyuk. Dan, Kang Hyuk mengatakan pada Chi Soo dan Eun Bi agar mereka mencobanya (berpacaran maksudnya).
Eun Bi yg bingung dengan perubahan sikap Kang Hyuk pun menganalisis ulang kenapa Kang Hyuk dengan mudah menyerah akan dirinya. "memangnya aku wanita gampangan?" tanya Eun Bi pada dirinya sendiri dan menjawab sendiri juga, "aku memang gampangan"sewaktu ia ingat dia mau saja dicium oleh Chi Soo.
Besoknya, setelah Kang Hyuk menilai tugas ramyun buatan Hyun Woo, Ba Wool dan Eun Bi (Chi Soo? tentu aja dia ga mau bikin), Chi Soo mengajak Eun Bi makan di restoran mahal dan memesan menu caviar (sebelumnya ayahnya Chi Soo mengatakan kalo Chi Soo tidak akan bisa berhubungan dengan Eun Bi karena Chi Soo ibarat caviar sedangkan Eun Bi ibarat beras (atau kue beras? gw lupa)), makanya Chi Soo berusaha menjadikan Eun Bi caviar juga.
Eun Bi bertanya pada Chi Soo bagaimana hubungannya dengan Yoon So Yi? Chi Soo menjawab dia akan memberikannya pada Ba Wool karena sekarang dia hanya akan melihat pada Eun Bi.
Eun Bi yg sudah kenal sifat Chi Soo bertanya lagi, "jadi, suatu hari nanti kau akan memberikanku pada laki-laki lain dan hanya menjadi teman?". Chi Soo tanpa berpikir menjawab dengan entengnya, "kita akan tau kalau kita sudah sampai pada saat itu". Eun Bi pun mengatakan kalo dia tidak punya waktu untuk bermain-main dengan anak SMA (aka Brondong boooo! hahaha).
Eun Bi bilang bagaimana mungkin seorang yg bahkan tidak bisa memasak (boil) ramyun, akan bisa mendidihkan (boil) hatinya?
Dan, Chi Soo pun benar-benar pusing... hahaha.... "apa hubungannya membuat ramyun dengan kencan?" katanya.
Sewaktu Chi Soo datang ke toko malamnya (tujuannya sih mau ketemu Eun Bi) dan ngeliat Kang Hyuk lagi mau masak ramyun, Chi Soo pun minta diajarkan cara memasak ramyun (Chi Soo-ah, demi diterima sama Eun Bi nih yee...)
Dan, disinilah Kang Hyuk mengetahui kalo ternyata Chi Soo punya bakat sebagai chef. Karena indra perasanya yg sangat sensitif.
Ending episode 11 waktu Kang Hyuk memanggil Chi Soo dengan Choi Chi Soo.
Di awal episode 12, mereka membahas kelebihan indera perasa Chi Soo.
Dan, waktu mereka akan membuat kimchi yg akan dibantu oleh ibu-ibu teman ayah Eun Bi, dimulailah petaka bagi Eun Bi.
Pertama, datang Hyun Woo dengan memanggil "songsengnim! (guru!)" pada Eun Bi.
Masih ditanggapi positif oleh ibu-ibu itu.
Lalu, datang Ba Wool, "Noona! (kakak!)". Dan, ibu-ibu bertanya, "kau punya adik juga?". Baru selesai Eun Bi jawab tentang Ba Wool, datanglah Kang Hyuk memanggil, "manura! (istri!)". Ibu-ibu makin bingung. "kau sudah menikah? kapan?", "ah, mengecewakan. kau bahkan tidak mengundang kami ke pernikahanmu". Eun Bi salah tingkah, kipas-kipas pake sawi. Hahaha.
Dan, datanglah Chi Soo paaaas banget waktu ibu-ibu itu lagi tanya apakah Eun Bi sudah hamil. Dan, Chi Soo memanggil, "jagiya! (sayang!)" lalu langsung memeluk Eun Bi. Kebayang dong gimana bingungnya ibu-ibu itu? ibu-ibu itu lantas tanya, "siapa laki-laki ini?", Chi Soo dengan entengnya menjawab, "aku pacarnya". Eun Bi yg paling depresi. Harga diri sebagai wanita baik-baik, hancur sudah. Hahaha.
Eun Bi lari berusaha menghindar dari situasi yg menyulitkan itu, tapi tiba-tiba dia kesandung dan terjatuh dan semua laki-laki itupun berteriak panik melihatnya, "Jagiya!", "Manura!", "Songsengnim!", "Noona!". Eun Bi lari sambil berkata, "hidupku berakhir sudah!".
Alhasil, Ibu-ibu itu pun batal membantu mereka membuat kimchi, karena menganggap Eun Bi bukan wanita baik-baik karena tinggal bersama empat orang laki-laki dalam satu rumah.
Besokannya, Eun Bi bertemu ayah Chi Soo dan ayahnya meminta Eun Bi untuk menyudahi antara dia dan Chi Soo karena ayahnya takut Chi Soo akan terluka.
Sampai di toko, Eun Bi disambut oleh Chi Soo karena yg lain-lain lagi pergi makan di luar. Chi Soo ternyata berusaha keras memasak ramyun untuk Eun Bi, bahkan tangannya sampai luka.
Eun Bi tidak tahan lagi, dia tidak mau memakan ramyun buatan Chi Soo (padahal mukanya Chi Soo manis banget waktu nungguin Eun Bi, harap-harap cemas akan rasa ramyunnya). Eun Bi keluar dari toko, dia bilang kalo dia udah terlalu kenyang untuk bisa makan lagi.
Chi Soo marah dan bilang kalo Eun Bi bukan terlalu kenyang untuk makan tapi Eun Bi terlalu takut untuk makan.
Mereka pun turun ke rumah. Dan, terjadilah pengakuan oleh Eun Bi kalo dia juga suka sama Chi Soo (ga bener-bener bilang suka sih, tapi bilang hatinya mendidih). Chi Soo pun memeluk Eun Bi, duh kayaknya romantis gitu... tapi tiba-tiba waktu lagi pelukan Chi Soo tanya, "kapan terakhir kali kau cuci rambut?"GUBRAKK!!! Hahaha...
Waktu Chi Soo lagi mengeringkan rambut Eun Bi pake hairdryer, datanglah rombongan Kang Hyuk, Ba Wool dan Hyun Woo. Eun Bi panik dan menyuruh Chi Soo ngumpet di bawah selimutnya. Setelah, Kang Hyuk pergi dari mengecek Eun Bi, Chi Soo mau mencium Eun Bi tapi Kang Hyuk yg ternyata cuma pura-pura tidak tau kalo ada Chi Soo di kamar Eun Bi, balik lagi dan menarik Eun Bi lalu menyuruhnya makan ramyun da mengunci pintu kamar. Saat sudah berhadapan dengan Chi Soo, Kang Hyuk menunjukkan fotonya bersama seorang wanita yg sedang sakit yg tidak lain adalah ibunya sekaligus juga ibu Chi Soo.
Dan, bersambung ke episode 13 ^^
Tapi, gw ga akan post review episode 13 dan seterusnya lagi, gw rasa udah cukup untuk mereview sampe episode 12. Kalian pasti udah bisa menilai apakah kalian tertarik atau ga buat nonton drama ini. Ya kan? ^^
*Nulis postingan ini adalah yg terlama dalam sejarah penulisan blog gw. Karena gw sambil chatting dan kebetulan banget orangnya asik banget diajak ngobrolnya, nyambung. Jadilah, postingan ini berjam-jam kelarnya. Hi, Johnny nice to meet u!
Girls...
Kulit sensitif tuh banyak macamnya loh!
Ga semua orang yg punya jenis kulit sensitif tuh pasti sama treatmentnya. Antara satu orang dengan orang lain pasti punya kesensitifan masing-masing terhadap zat-zat tertentu.
Kemarin, waktu gw nemenin adik gw beli paket SKII di Lippo Karawaci, kami sempet ngobrol-ngobrol sama beauty consultantnya, yg ternyata dia juga berjenis kulit sensitif (dan, acara ngobrol-ngobrol inipun makin lama makin seru, si beauty consultantnya ramah banget loh padahal adik gw tuh baru bilang "mau tanya-tanya dulu", yg berarti belum pasti beli, tapi dia tetep asik ngeladenin kami).
Klo kesamaan antara gw dan si beauty consultant adalah kami sama-sama ga bisa pake produk skincare khusus kulit berjerawat meskipun kami jerawatan. Karena, jerawat kami akan semakin meradang.
Tapi, ternyata dia juga ga bisa pake vitamin C atau produk yg ada vitamin C nya. Sedangkan, gw ga ada masalah sama vitamin C, coz gw sering maskeran bedak dingin ditambah perasan jeruk nipis dan juga pake mask sheet yg ada vitamin C nya. Trus dia juga ga bisa pake produk yg ada kandungan AHA nya seperti toner SKII (klo yg ini gw ga tau gw sensitif juga atau ga sama AHA coz belum pernah pake produk yg ada AHA nya), dia setelah pake toner SKII ternyata muncul jerawat, sebenarnya toner SKII itu buat kulit normal sih tapi penyebab utamanya karena dia ga tau klo ternyata toner itu mengandung AHA.
Wah, ternyata masalah kulit emang sangat bervariasi ya...
Kita emang bener-bener harus sangat mengenali karakteristik kulit muka kita masing-masing ya.
Si bungsu yang berpenampilan girly tapi bersikap tomboy bergaya di mall deket rumah...
Si bungsu ini adalah penggemar setia program tv "Sketsa". Dia bahkan bakal ngambek berat sama gw klo gw sampe lupa bangunin dia tidur siang yg menyebabkan dia kelewatan nonton sketsa.
Entah kenapa ni bocah suka banget sama program Sketsa. Katanya sih lucu. Gw tuh cuma khawatir klo dia bakal ngikutin adegan Sketsa yg suka aneh-aneh, maklum di usia 3 tahun menjelang 4 ini kan anak kecil lagi totalitas dalam meniru.
Jadi, gw sih berharap para kreatif program sketsa bisa membuat cerita yg sedikit ramah buat anak kecil (balita) kayak ade gw ini.
Setelah rentetan hari yang mengacak-acak mood atau sebaliknya, mood yang mengacak-acak hari... akhirnya hari ini puncaknya!
Ya, "tamu bulanan" itu akhirnya dateng juga dan ugh... nyeri banget!
Selalu begini hampir tiap bulan, kram perut, mual, mulas, rambut lepek dan rontok, jerawat dan yang paling parah mood yang berantakan, yang bikin orang rumah juga ikutan senewen karena mood gw yang sebentar bagus sedetik kemudian buruk. Gw ga butuh mood buruk kok buat bikin orang kesel sama gw, karena intonasi bicara gw yang sering ga gw sadari seperti orang lagi marah-marah aja udah cukup bikin orang kesel karena salah paham atau salah mengartikan karena intonasi yang salah gw kasih :(
Gw juga heran kenapa gw selaaaaaluu kesusahan mengontrol emosi yang muncul di suara gw. Perasaan gw sih biasa aja bahkan gw merasa lagi bercanda tapi gw sadar klo salah kasih emosi di suara gw waktu liat lawan bicara gw kok memasang muka kesel atau bahkan marah.
Kadang mereka juga salah arti klo gw lagi menyombong atau high profile, padahal gw bener-bener ga maksud menyombong... gw cuma kasih info atau menceritakan pengalaman gw tentang sesuatu.
Ahh, susahnya menyampaikan perasaan dengan benar! :(
Gw benci sebenernya ketergantungan sama obat setiap kali gw "datang bulan" tapi klo ga minum obat parasetamol, kram perut gw akan makin parah,lemes ga bisa berkegiatan bahkan sampai muntah-muntah, duh kayak orang lagi hamil muda aja deh!
Padahal dulu waktu masih SMP ga gini-gini amat deh... kram perut parah ini mulai sejak kelas 2 SMA waktu gw sama temen-temen lagi nguber pencopet handphone temen gw. Tiba-tiba aja gw ngerasa mual dan muntah deh.
Yang nyebelin klo hari pertama datang di waktu ga tepat, seperti waktu itu gw lagi di bandara Polonia, Medan mau terbang balik ke Jakarta dan kram ini datang... ugh, jadi ga bisa makan ga bisa minum dan muntah-muntah di toilet bandara yang aromanya membuat gw makin mual. Jadi ga enak karena sodara-sodara gw sampe jadi ikutan ribet. Akhirnya dengan terpaksa gw minum obat khusus "datang bulan" saat itu daripada gw guling-gulingan di dalam pesawat (ga mungkin bisa juga kan?).
Adakah yang tau ramuan herbal buat atasin kram perut hebat saat "datang bulan"??? Please, kasih tau doong...
Complicated >,<
Di kampus, sibuk banget ngurusin pengeluaran ijasah dari sangkar emasnya ^^ (kampus gw kan kampus emas, hahaha)
Selain sibuk, gw juga mengalami mual-mual... ya, mual, karena waktu gw lagi nungguin waktu istirahat DAA selesai di ruang pengguna laptop, ada sepasang muda-mudi *anak kuliahan baru kalee yaa* yg bertingkah ruaaaarrr biasa memualkan. Khususnya yg cowo, aneh deh... biasanya kan cewenya yg ngelendat-ngelendot kayak anak m****t klo merasa cowonya terancam digodain sama cewe lain yg ada dideket mereka. Tapi, ini... yg cowo yg bertingkah kayak gitu, gimana ga mual coba gw? show up banget sih! kayak yg tau pacaran cuma dia aja...ckckck...
Excited ^^
Karena, untunglah habis dari kampus gw udah janjian sama temen gw, Jey, buat nemenin dia potong rambut di One Piece Hair Studio di Central Park. Waktu tau klo para stylist di one piece hair studio ini adalah orang-orang Jepang, baru gw sadar kenapa Jey pilih hair studio ini, meskipun tarifnya lumayan juga meski cuma potong rambut. Dan, lebih ngerti lagi, karena ternyata para stylist itu punya wajah yg cukup ehem tampan. Dasar Jey! hahaha... Klo menurut gw, harusnya nih hair studio dikasih nama flower boy hair studio aja, hohohoho....
Jey milih untuk ditangani sama hair stylist Kyosuke Nishikawa, ya di hair studio ini customer bebas pilih stylist loh. Asik kan? hehehe. Hasil akhirnya bagus loh! Dari rambut Jey yg awalnya awut-awutan dan agak kusam berubah jadi lurus rapi dan hitam berkilau. Mana Kyosukenya juga cakep, ehem! Wah, jadi puas banget tuh kayaknya si Jey, hohoho....
Aslinya lebih cakep loh!
Sayangnya, waktu sebelum dipotong rambutnya, gw lupa ambil fotonya Jey. Tapi, ada sih foto rambut lamanya cuma bukan pas sebelum dipotong tapi yaaa beberapa hari yg lalu lah.
Jey bilang sama gw, klo dia sebenernya minta rambutnya dipotong lebih pendek lagi tapi sama Kyosuke ga boleh.
Sayang, Jey ga minta foto sama Kyosuke tadi.
Waktu ade gw liat foto rambut barunya Jey, dia langsung jerit, "ih, kok kayak rambutnya Yoo Jin sih!?". Kalian ingat siapa Yoo Jin? itu loh karakter yg diperanin Choi Ji Woo di Winter Sonata sama Bae Yong Jun.
Walaupun ga persis sama, tapi menurut gw sih emang lumayan mirip model rambutnya ^^
Pelayanan di One Piece Hair Studio ini juga baik loh... gw aja yg cuma nungguin si Jey dikasih minum and disediain majalah buat dibaca sama staffnya (well, ya emang tuh majalah2 pada dipajang di rak dan dipersilahkan buat dibaca, tapi gw malas bangun dari tempat duduk gw, hehehe).
Setelah cuci mata dengan para stylist yg tampan-tampan di One Piece Hair Studio, eeeeh... pas naik bis gw ketemu cowo jorok. Masa dia gali lobang hidung trus ngelap di jok bangku bis sih, ew!
Dan, ini adalah tampang gw setelah seharian tadi!
Gw pake:
Mata - TBS Nutriganics eye cream dan eyeliner by Maybelline Eyestudio
Pelembab - L'oreal white perfect gentle moisturizing day cream for sensitive skin
BB Cream - TSF Mushroom
Bedak - TBS All in One Face Base No. 02
Blush On - Opera Face Color No. 7(udah ilang kayaknya)
Bibir - TBS Lip and Cheek Stain (udah ilang juga karena udah buat makan siang dan minum banyak kali)
Seharian ini gw ga ada touch up lagi, gw cuma cuci muka pake sedikit air biar seger lagi waktu di Central Park.
Gw juga ga ada edit ini foto kecuali sedikit diterangin (karena cahaya kurang oke dan gw foto pake kamera hp yg cuma 3 mp) dan kasih bingkai aja.